Jumat, 29 Agustus 2014

Blue book sebagai pendukung pengembangan industri ICT di Indonesia,serta sebagai pegangan perkembangan industri di indonesia.oleh karena itu:

>Industri ICT Indonesia membutuhkan SDM sampai sekitar 500,000 orang di tahun 2010

>Perlu usaha yang besar (masif) dari lembaga pendidikan namun perlu tetap sesuai dengan >kebutuhan kompetensi di industri

>Perlu panduan kurikulum generik dan mekanisme assessment untuk digunakan lembaga pendidikan

>Perlu inisiatif dan program untuk memastikan kecukupan pasokan SDM ICT

>Panduan ini dibuat dalam Blue Book yang direvisi setiap tahun

Setelah memahami isi buku "Blue Book" telah di simpulkan bahwa:

1.) Blue Book adalah dokumen tahunan untuk merumuskan perencanaan SDM ICT dalam rangka mendukung pengembangan industri ICT di Indonesia

2.) Blue Book terdiri dari empat Bagian
>Estimasi Kebutuhan SDM ICT s/d 2010

>Kapasitas dan Kinerja Saat ini

>Rekomendasi (kurikulum generik dan assessment)Usulan Action Plan
3.) Perlu masukan dan komitmen pelaksanaan



Posted on 22.40 by Felix Sinarta Hutapea

No comments

Kamis, 21 Agustus 2014

Di Masa Depan, Teknologi Berbasis Smartphone Dapat Mendeteksi Kanker

Sebuah teknologi menjanjikan di bidang kedokteran sedang dibuat secara serius oleh para ilmuwan. Teknologi ini sangat diharapkan untuk bisa digunakan di dunia kedokteran masa depan: sebuah aplikasi berbasis smartphone yang dapat digunakan untuk mendeteksi kanker. Tidak hanya itu, aplikasi ini nantinya mampu membedakan tumor, kanker, dan "rekan" berbahaya sejenisnya. Dalam tes percobaan yang telah dilakukan, aplikasi ini berhasil mengidentifikasi tumor usus yang beranjak menjadi kanker jinak dengan tingkat akurasi 88 persen. "Pengerjaan dan pematangan teknologi ini akan mendorongnya untuk dapat mendeteksi dengan tingkat akurasi 100 persen," begitulah kutipan yang terdapat di Jurnal Science Translational Medicine. Tingkat akurasi ini masih unggul dibandingkan tingkat akurasi teknologi pendeteksi kanker pada umumnya yang hanya berkisar pada 84 persen.


Teknologi pendeteksi kanker terdahulu akan digantikan dengan teknologi berbentuk lebih ringkas dan murah

Kelebihan teknologi ini adalah dari kecepatan pendeteksian yang hanya membutuhkan waktu satu jam saja. Tentunya, ini akan menguntungkan pasien dan juga dokter yang memeriksa karena tidak perlu menunggu waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu untuk mendapatkan hasil pemeriksaan. Di masa depan, teknologi ini akan dapat digunakan untuk mendeteksi kanker otak, kulit, dan ovarium secara cepat dan akurat. Teknologi ini akan berjalan di sebuah smartphone yang dihubungkan dengan mesin MRI yang akan membantu mendeteksi kanker usus.

Teknologi ini sedang dalam proses pengembangan dan penyempurnaan dan direncanakan sudah dapat digunakan di seluruh rumah sakit dalam waktu tiga tahun. Namun, jangan coba-coba menggunakan teknologi ini di rumah.

kesimpulan ini telah membuktikan bahwa peran it sangat penting sekali dalam kehidupan manusia serta kebutuhan manusia yang hampir semua berada dalam dunia IT bahkan dapat membawa dampak bruk bagi kita.


Posted on 00.45 by Felix Sinarta Hutapea

No comments

Fraud merupakan salah satu risiko operasional perbankan yang tidak saja merugikan bank secara finansial namun juga secara reputasi. Untuk itu sudah seharusnya diawal tahun ini kita mulai dengan mengelola risiko operasional tersebut untuk meminimalisir kerugian yang akan timbul di masa yang akan datang.

Dalam mengawali tahun ini Henry Ho, Direktur Utama PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. (Danamon) mengingatkan pentingnya kita untuk mengelola risiko operasional yang melekat dalam pekerjaan kita sehari-hari. Dijelaskan oleh beliau salah satu risiko operasional yang terpenting yang harus kita hindari adalah resiko fraud! Hal ini dilakukan semata-mata demi menghindari kerugian operasional yang tidak diharapkan.

Dalam Kamus Bahasa Inggris-Indonesia, fraud diartikan sebagai penipuan, kecurangan atau penggelapan, termasuk pembobolan rekening nasabah di bank. Definisi fraud menurut ketentuan di Bank Danamon adalah “ Pelanggaran, penyimpangan atau pembiaran yang dilakukan secara sengaja terhadap standar/prosedur/kode etik atau nilai budaya perusahaan, termasuk pelanggaran yang bersifat kriminal seperti pelanggaran Hukum Pidana dan/atau peraturan Perbankan yang dapat menyebabkan atau telah menyebabkan kerugian kepada Bank, nasabah atau pihak lainnya dan/atau secara langsung atau tidak langsung memberikan keuntungan kepada pelaku”.

 Perbuatan yang termasuk dalam fraud adalah perbuatan korupsi/manipulasi, pencurian atau pembobolan rekening (deposito, giro, tabungan dll) nasabah bank, penggelapan, pemalsuan, penipuan, suap-menyuap, pemerasan dan berbagai macam perbuatan melawan hukum lain yang merugikan keuangan perusahaan/negara.

Kasus-kasus fraud yang terjadi memungkinkan sebuah institusi perbankan (bank) tak hanya mengalami kerugian secara financial, tetapi juga secara reputasi. Tentunya hal ini akan mempengaruhi kepercayaan masyarakat dan regulator terhadap bank yang bersangkutan. Perlu disadari dan dipahami secara menyeluruh pada setiap level organisasi bank bahwa fraud merupakan bentuk tindak kejahatan khususnya dalam organisasi perbankan yang oleh karena itu tidak hanya dikenakan sanksi berdasarkan peraturan internal perusahaan, tetapi juga dapat dikenakan sanksi berdasarkan ketentuan hukum negara seperti Hukum Pidana, Perbankan, dan lain-lain.

Karena itu diperlukan langkah awal dalam melakukan enforcement, kontrol dan pencegahan terhadap terjadinya suatu tindak kejahatan yang dapat merugikan bank secara finansial maupun yang dapat mempengaruhi kinerja operasional bank secara keseluruhan. Bank Indonesia telah mengeluarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/28DPNP tahun 2011 tentang Penerapan Strategi Anti Fraud di Bank Umum yang tujuannya adalah mengingatkan semua bank yang ada di Indonesia untuk lebih fokus terhadap program pencegahan fraud di bank dan melakukan upaya program anti fraud secara komprehensif dan terus menerus untuk

meminimalisir jumlah kejadian fraud yang terjadi. mengingatkan semua bank yang ada di Indonesia untuk lebih fokus terhadap program pencegahan fraud di bank dan melakukan upaya program anti fraud secara komprehensif dan terus menerus untuk meminimalisir jumlah kejadian fraud yang terjadi.

Tentunya untuk mewujudkan hal tersebut, tugas dan tanggung jawab ini harus dilakukan oleh seluruh karyawan bank Danamon, sehingga diharapkan kebersamaan kita akan menciptakan lingkungan kerja yang bersih dari fraud.

Dalam kesempatan tersebut Bapak Henry Ho berharap seluruh pimpinan bisnis, support dan operasional dapat mendukung kampanye anti fraud ini untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap tindakan fraud dan menumbuhkan budaya anti fraud, baik kepada pihak internal maupun pihak eksternal bank. Kepada para pimpinan ini beliau juga berharap masing-masing pimpinan mampu mendorong timnya untuk selalu berpartisipasi aktif dalam pencegahan fraud. Berikut beberapa hal yang ditekankan:

•  Bertindak sesuai standar kode etik dan ketentuan yang berlaku;
•  Mematuhi seluruh proses dan prosedur yang telah ditetapkan sebagai mekanisme kontrol dalam menjalankan setiap aktivitas operasional;
•  Menjalankan prinsip 4K (Know your customers, Know your employee, Know your processes & procedures and Know what to do)

“Saya tekankan kembali bahwa Danamon menganut konsep ‘Zero Tolerance to Fraud’, yang artinya bahwa tidak ada kompromi untuk setiap tindakan fraud. Konsekuensinya bahwa setiap tindakan tersebut akan dikenakan sanksi yang berat dan dituntut sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” ujar Henry Ho, Direktur Utama PT Bank Danamon Indonesia, Tbk.

Untuk permasalahan ini, bapak Henry Ho dengan tegas menyatakan jika memang ada salah satu Danamoners yang mendeteksi atau menemukan indikasi fraud, untuk sesegera mungkin melaporkannya tanpa harus takut dan pandang bulu siapapun pelakunya. Karena Danamon menjamin kerahasiaan identitas setiap pegawai yang melaporkan terjadinya indikasi dan/atau kecurigaan tindakan fraud serta memberikan perlindungan hukum kepada pelapor.

Akhir kata, Henry Ho mengingatkan kita bahwa fraud terjadi bukan hanya karena niat pelakunya tetapi juga karena kesempatan yang tercipta, akibat kegagalan dalam menjalankan proses kontrol yang telah ditetapkan secara MENYELURUH. “Saya meminta dukungan anda untuk melindungi Bank Danamon dari tindakan FRAUD!” ujarnya berharap.
 PENDAPAT SAYA : saatny ada sistem penbenahaan yang dilakukan didalam keamanan sistem  bank itu sendiri serta keamana dari segi tenaga kerja khusus nya dalam bidang yang memegang peranan pembukaan giro rekening maupun deposito harus lebih selektif dan secure tidak pemilihan tenaga kerja dalam bidang tersbut juga harus benar benar teliti karena kecurangan terjadi dalam bidang dan kesempatan yang saya terangkan diatas serta harus lebih memperhatikan kesejahteraan tenaga kerja dari pada setiap divisi karena kecuranga terjadi ada nya kerja sama antara tenaga kerja dengan pihak luar.

Posted on 00.17 by Felix Sinarta Hutapea

No comments

Kamis, 07 Agustus 2014


APAKAH SISTEM INFORMASI ITU?


Pendapat saya tentang sistem informasi ialah Suatu informasi sangat berperan penting dalam kehidupan kita sehari2, bahkan menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa dihilangkan adanya. Oleh karena itu banyak orang2 pintar yang coba mencari suatu data, mengumpulkan, memproses, dan menyajikan informasi yang mungkin akan banyak orang yang membutuhkannya. 
Contoh : siaran berita, acara - acara TV. 

Seiring proses penyajiannya pun semakin maju mengikuti perkembangan jaman, dan sudah hampir semua proses penyajiannya telah terkomputerisasi Namun komputer membuat gagasan tersebut menjadi kenyataan. Organisasi selalu membutuhkan sistem-sistem untuk mengumpulkan , mengolah, menyimpan, melihat kembali, dan menyalurkan informasi. 

Komputer telah menambahkan sebuah teknologi baru dan ampuh pada system informasi. Akibatnya, sebuah sistem informasi berdasarkan komputer akan betul-betul berbeda dengan sistem-sistem yang diolah secara manual atau elektro-mekanis. 
       Sistem informasi manajemen digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida, diimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi untuk pengolahan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya; lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari; lapisan ketiga terdiri dari sumber daya system informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen; dan lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat puncak manajemen

 Sistem Informasi Dalam Bentuk Piramid :


Menurut saya adalah Penilaian Tentang Sistem Informasi ialah sistem informasi nasional saat ini sangatlah kurang baik pada saat ini karena tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan dan inginkan. Saya menginginkan sistem informasi nasional menggunakan :

A. Penyeragaman perencanaan pengembangan aplikasi yang bersifat mandatory yaitu harus atau memiliki            nilai mutlak
B. Standarisasi fungsi sistem aplikasi e-Government
C. Memberikan landasan berpikir bagi pengembangan sistem aplikasi e-Government yang    komprehensif,        efisien dan efektif

2. Apakah yang saya lakukan jika Presiden memberi kepercayaan kepada saya membangun sistem informasi nasional dengan biaya 1 triliyun :

A.Pengenalan atau penambahan sistem Infomasi Nasional ke daerah di luar pulau jawa
pertama saya coba bangun sistem informasi di daerah tepencil yang kurang terjangkau saat ini. 
seperti Nusa Tenggara Barat,Irian jaya, dan Kalimantan ,disana saya akan mencoba melakukan pengenalan dan penyuluhan tentang Sistem Iformasi bagi pengguna komputer atau sebagainya ,jadi masyarakatnya harus memiliki Pengetahuan teknologi terlebih dahulu , Disana saya akan membangun BTS untuk internet supaya mudah berkomunikasi di daerah yang terpencil sekalipun. Anak – anak sekolah bisa belajar dengan lebih mudah karena adanya internet, mereka juga bisa melihat perkermbangan zaman sehingga mereka juga setara kemampuannya dengan anak – anak yang tinggal di kota dan mulai mengenalkan beberapa aplikasi yang telah dibuat oleh para pelajar dari kota - kota lain agar mereka bisa terpacu daam menciptakan aplikasi untuk mendukung dan memperbaiki sistem informasi nasional negara kita

B. Memberikan Pelatihan terhadap orang yang akan menggunkan Sistem Informasi Nasional dari setiap daerah. karena kurang pedulinya terhadapa perkembangan teknologi jadi Khusus pegawai –  pegawai pemerintahan yang akan menggunakan Sistem atau software Informasi Nasional ini tidak memahami cara menggunakannya. Karena kebanyakan pegawai di pemerintahan ini terlena dengan mengguakan cara lama dan bisa dibilang tidak mau ribet, jadi mereka lebih ingin menggunakan cara lama.sedangkan cara lama tidak efisien untuk negara. Jadi saya akan melakukan pelatihan agar mereka dapat menggunakannya dengan baik sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menggunakan Sistem ini untuk kedepannya dan mungkin juga dapat dikembangkan agar menjadi lebih baik dan baik lagi dan lebih menggutamakan aplikasi yang dibuat Oleh Anak - Anak Bangsa 

C. Pembentukan BUMN ini bertujuan untuk mengatur sistem informasi Nasional. Semua kebutuhan pengolahan data negara akan dikelola oleh BUMN ini. Knp BUMN?? Karena jika saya hanya membuat tim untuk mengelola Sistem Informasi Nasional atau membuat perusahaan yang tidak berdasarkan negara bisa dibilang perusahaan swasta dan mungkin juga menjadi tidak efisien bahkan berakibat akan terjadi hal – hal yang tidak diinginkan ,Misalnya kebocoran Sistem Informasi Nasional ini ke negara lain serta dan menghakciptaan yang sering kali diambil oleh negara lain ,jadi saya menggunakan BUMN karena sudah jelas kinerjanya untuk Negara.


D. Saya akan mengajak kerjasama kepada perusahaan IT seperti Cisco ,Microsoft dan Google perusahaan yang dibuat oleh orang Indonesia. Agar produk Indonesia dapat berperan serta dalam kemajuan Teknologi Informasi Indonesia dan bersaing dalam pasar dunia







3.Kampanye kepedulian Data atau GO DATA??
   Kita semua menyadari bahwa untuk urusan data, hampir  seluruh masyarakat kita kurang peduli dan bahkan kurang menganggapnya sebagai sesuatu yang sangat penting.  Kondisi seperti itu juga tidak terlepas dari warisan kebiasaan dan budaya para pendahulu yang memang kurang peduli terhadap data dan dokumen, bahkan untuk hal hal yang sangat menentukan masa depan.  Tentu hal tersebut akan sangat bertolak belakang  dengan kondisi dan kebiasaan masyarakat yang sudah maju, seperti di Barat misalnya, yang sangat memperhatikan persoalan data dan dokumen tersebut.

Masyarakat yang maju tentu sangat menyadari pentingnya data, apapun bentuknya, karena dari data itulah akan dapat dijadikan sesuatu yang dapat dijadikan argumentasi untuk berbagai kepentingan.  Lebih lebi kalau data tersebut berupa dokumen yang  pada saat tertentu sanagt vital dan menentukan masa depan, seperti dokumen mengenai kelahiran, dokumen mengenai bukti kepemilikan terhadap sesuatu barang, dokumen terhadap bukti  kompetensi yang kita miliki, dan dokumen lainnya.  Bahkan untuk data data lain yang  tampaknya sangat sederhana dan menurut anggapan sebagaian orang tidak  ada gunanyapun akan tetap dipelihara, karena  suatu saat data data tersebut da[at dipastikan akan sangat bermanfaat bagi diri sendiri,  semisal data tentang perjalanan hidup, data tentang sesuatu karya, dan lainnya.

Mungkin itulah salah satu kelemahan yang ada pada  kebanyakan masyarakat belum maju, yang selalu mengabaikan data dan kurang menganggap penting terhadap data dan dokumen,  sehingga  pada saat tertentu akan tidak dapat memberikan informasi penting yang seharusnya dapat disampaikan.  Bahkan hinggga saat ini masih cukup banyak masyarakat kita yang sesungguhnya dapat dikatakan sebagai masyarakat intelek, yang juga belum  menunjukkan kepdulian nyta dalam persoalan data tersebut.  Hal dibuktikan dengan masih tercecernya beberapa data  di seuah lembaga pendidikan, seperti  jumlah peserta didik ataupun jumlah mahasiswa, tentang jumlah alumni dan keterangan tentang peran mereka setelah menjadi alumni, tentang  perkembangan peserta didik, sampai kepada persoalan nilai dan lainnya.
Bahkan juga  masih cukup banyak guru dan dosen yang belum memperhatikan persoalan data ini sebagai hal yang sangat penting,  sehingga mereka banyak saja  yang tidak memelihara dokumen tentang peserta didiknya terutama mereka yang menjadi tanggung jawabnya dalam hal pembimbingan dan lainnya. 
Demikian juga mereka masih saja menganggap remeh terhadap data perkembangan  peserta didik, nilai mereka yang sudah dimasukkan dalam raport,  dan berbagai catatan tentang prestasi maupun hambatan yang dialami oleh peserta didik.

Termasuk juga berbagai catatan yang seharusnya dimiliki oleh guru dan juga dosen tentang  proses pembelajaran di kelas, ternyata  kemudian kurang diperhatikan.  Pada saatnya ketika ada proses akreditasi misalnya yang mengharuskan adanya berbagai data tersebut, baru terasa bagaimana  suasahnya mendapatkan data yang dimaksud.  Tentu pada saat ini  sudah banyak himbauan tentang  pentinya pemeliharaan  data dan dokumen tersebut, terutama yang ada kaitannya dengan proses pembelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi. Walaupun demikian  kita sangat yakin bahwa masih banyak lembaga pendidikan yang belum memperhatikan persoalan pentingnya  penyimpanan dan pemeliharaan data dan dokumen tersebut.

Kalau persoalan kepedulian terhadap data ini sudah menjadi bagian dari kehidupan seseorang, maka orang tersebut akan diuntungkan dengan kondisi tersebut.  Hal tersebut sangat jelas dan  terukur  serta dapat dilihat dari berbagai sudut.  Misalnya  kalau seseorang selalu mendokumentasikan segala hal yang dia lakukan, terutama  bagi seorang guru ataupun dosen,  terutama lagi misanya terhadap penyampaian materi pembelajaran di kelas yang disapkan sedemikian rupa, maka pada saat berakhirnya semester, seseorang tersebut akan mempunyai dokumen yang dapat dijadikan sebagai bahan ajar  yang kemudian dapat dicetak, sehingga akan menjadi sumbangan yang sangat berharga bagi guru dan dosenlainnya.

Keuntungan dari kenyataan tersebut ialah bahwa seseorang tersebut akan terus terpacu untuk  menyajikan materi pembelajaran yang lain dari yang sudah  disampaikan dan bahkan sudah dibukukannya tersebut, sehingga dengan kenyataan tersebut seseorang tersebut akan terpacu untuk  selalu maju dan menambah pengetahuannya.  Tentu hal tersebut akan membantu pengembangan diri sebagai seorang guru, lebih lebih sebagai dosen yang juga mempunyai status sebagai seorang ilmuwan.  Khusus bagi dosen, bhwa pengembangan diri melalui karya karya ilmiah tersebut akan sangat mendukung karirnya dan sekaligus akan memberikan kepuasan baginya.

Saya hanya menggambarkan kalau seorang dosen mau peduli terhadap  materi perkuliahan yang dipersiapkan dengan baik dan kemudian didokumentasikan secara baik pula, maka dalam setiap satu semester, ia akan dapat menghasilkan  buku belajar.  
Dan kalau kemudian  seseorang dosen tersebut memberikan kuliah  beberapa  mata kuliah dan smeuanya juga dilakukan upaya yang relative sama, maka ia akan menjadi dosen produktif  dlam hal menulis.  Tentu semua itu juga memerlukan upaya editing dan sekaligus pengayaan materi, sehingga kalau kemudian dijadikan sebuah buku akan bisa pantas.  Namun demikian bahan materi utamanya telah tersedia, sehingga relative lebih mudah.
Inilah salah satu keuntungan yang dapat diperoleh dengan peduli dan memelihara data dan dokumen.  Disamping itu dengan data dan dokumen yang tersedia, akan dapat memudahkan segala sesuatu yang kita upayakan. Kalau misalnya kita berkeinginan untuk mendapatkan bantuan dari berbagai instansi, tentu kita harus dapat memberikan informasi yang akurat, termasuk berbagai data mengenai kondisi riil lembaga yang akan kita mintakan bantuan.  Sangat tidak mungkin kita akan mendapatkan reespon dari calon donator, baik di dalam maupun di luar negeri kalau proposal yang kita ajukan tidak disertai dengan data yang akurat.

Jadi kembali lagi kepada persoalan  kepedualian terhadap data dan dokumen sebagaimana yang telah saya uraikan di depan, kiranya menjadi niscaya dan tidak bisa diabaikan lagi.  Untuk itu sudah saatnya kita memperhatikan persoalan ini dan terus berusaha untuk memberikan penyadaran kepada semua pihak, terutama mereka yang bertangung jawab terhadap administrasi di lembaga pendidikan.  Artinya semua tenaga kependidikan di sebuah institusi pendidikan tidak boleh  tidak harus mempunyai kepedulian terhadap data, dengan mengolah dan memeliharanya sedemikian rupa sehingga akan dapat dimanfaatkan setiap saat dan juga dapat diakses oleh mereka yang membutuhkan.
Memang  harus kita sadari ada kalanya data dan dokumen tersebut ada bersifat rahasia dan ada yang bersifat umum dan dapat diakses oleh semua orang. Untuk itulah tenaga pengelola data dan dokumen tersebut harus paham dan diberikan petunjuka mengenai beberapa data yang bersifat rahasia  dan hanya dapat diketahui oleh beberapa pihak saja.  Dengan begitu perjalanan organisasi lembaga pendidikan tersebut akan dapat berjalan dengan baik dan dan akan dapat berkembang secara wajar dan memnuhi keinginan semua pihak.
Upaya pembudayaan terhadap kepedulian  terhadap data dan dokumen memang tidak akan berjalan mudah, tetapi mengingat vitalnya persoalan tersebut,  setidaknya harus segera dimulai oleh mereka yang  berada dalam dunia pendidikan.  Barangkali memang harus ada semacam  pemaksaan terhadap beberapa pihak, khsusunya para tenaga kependidikan dan para guru serta dosen  dahulu.  
Caranya ialah dengan memberikan ruas kewajiban kepada mereka untuk melakukan hal tersebut.  Dan lebih baik ialah dengan diawali pemberian pengetahuan dan ketrampilan melalui workshop atau semacamnya.  Setelah itu sebagai upaya prkteknya, pimpinan  arus memberikan tugas  untuk menangani persoalan  pengelolaan data dan dokumen serta memberikan evaluasi secara berkala.
Sangat mungkin bahwa untuk tugas permulaan, akan ada beberapa kekurangan, namun  setelah dilakukan evaluasi yang terus menerus, tentu  pada saatnya akan tercipta kondisi ideal seperti  yang diharapkan.  Nah, dengan melakukan upaya seperti itu, kita sangat yakin bahwa pada saatnya nanti mereka akan menjadi terbiasa dengan pekerjaan memngelola dan memelihara data dan dokumen tersebut.  Bahkan mereka  kemudian akan menyadari sepenuhnya bahwa  dengan pengelolaan data dan dokumen secara baik, justru menjadi hal mutlak yang harus dilakukan semua pihak.
Pada akhirnya kita hanya  dapat berharap bahwa  pada saatnya nanti seluruh  masyarakat kita akanmenyadari hal tersebut dan melaksanakannya secara sadar sehinggamereka akan  cepat menjadi masyarakat yang maju dan berpikir rasional karena selalu didasarkan kepada data yang akurat.  Inilah kiranya  yang menjadi salah satu syarat terbentuknya masyarakat madani yang kita inginkan bersama,  Tentu disarming syarat lainnya, seperti kesadaran yang penuh untuk mentati semua aturan perundngan yang berlaku.  Mudah mudahan  semua keinginan seperti itu akan dapat kita wujudkan di tengah tengah masyarakat kita
GO DATA <__>''

Posted on 02.16 by Felix Sinarta Hutapea

No comments